New Update

Minggu, 10 Juli 2011

PENGALAMAN MENJALANI HIDUP SELIBAT (2)

Kedua, Áku kekasih hatimu satu-satunya”.

Alhamdulillah, firman itu membuka tabir kehidupan yang sesungguhnya. Saya sudah menjelah selama tiga tahun untuk mencari saripati kehidupan ini. Pikiran saya waktu masih anak remaja dulu hanya untuk mencari jati diri.
Di dalam khayalan ketika saya akan memasuki profesi pertama, seolah-olah saya sudah di atas motor meluncur ke sana ke ke mari. Banyak orang menonton saya terutama bidadari dari Pulau Khayangan. Terangkatlah martabat saya anak kampung ini. Orang akan menghormati dan pasti cewek-cewek akan melempari saya dengan senyum yang indah. Impian itu terpotong dengan penolakan pimpinan komunitas. “Jangan. Tidak boleh. Kamu tidak layak naik motor !” Rasanya mau gila waktu itu. Ambisi yang bertahun-tahun saya bina tiba-tiba direm. Tapi itu sudah keputusan atasan, saya harus menerimanya.
(Terima kasih kepada dia yang dipakai Tuhan untuk memurnikan panggilan saya.) saya sudah berusaha mendinginkan pikiran ini berjam-jam setiap malam dengan duduk di atas batu. Tiba-tiba seperti muncul suara dari lubuk hati saya, “Rob, kau masuk biara bukan karena motor, melainkan untuk Yesus!”
“ Yesus biarlah saya tidak naik motor asal Kau menyayangi dan memilih aku”. Doa fana ini menghilangkan segala macam ambisi saya dan pasrah seperti Abraham meninggalkan negrinya, sanak-saudaranya dan orang tuanya. (Kej.12:1-3)

Singkat cerita Tuhan mengabulkan doa fana saya di atas. Hati saya aman dan membayangkan kalau sudah dipilih Tuhan tidak akan mengalami masalah lagi. Ternyata perjalanan ke tanah terjanji tidaklah semulus yang saya bayangkan. Dengan karuania panggilan cinta itu, Tuhan menuntut saya untuk lebih dewasa, mandiri, dan bersikap lepas-bebas.

Pada alinea terakhir ini saya ingin mempromosikan model hidup yang saya hayati, yakni sebagai Frater Maria Bunda Berbelaskasih (CMM).
Honda nomor satu di dunia, Yamaha tidak ada duanya, tetapi lebih baik naik Vespa. Berkeluarga nomor satu di dunia, imamat tidak ada duanya, tapi lebih baik menjalani hidup berkomunitas, keindahannya tidaklah sedikit.
Keindahan nomor satu adalah bahwa lebih nampak Kerajaan Allah, kumpulan orang-orang yang diperanakkan dari Allah (Yoh. 1:13). Melalui kumunitas saya dimurnikan, dalam artian saya dihancurkan dan sekaligus dibentuk kembali menjadi lebih indah. Hati ini berbunga-bunga mengalami persaudaraan sebagai frater, dimana untuk menguraikannya dalam bentuk kata tidaklah mudah. Keindahan lain yang sangat jelas ialah saling tolong-menolong dalam menangani suatu tugas. Kalau mau mempergunakan waktu untuk berdoa. Terentang waktu untuk lebih berakrab-akraban dengan sang kekasih jiwa saya. Semoga di Penghujung tahun ini, kelemahan saya selama ini juga sekaligus menjadi kekuatan saya untuk maju sebagai frater. Begitu banyak hal yang meski, berjalan seolah-olah baik adanya namun ternyata sebaliknya perlu perbaikan untuk lebih dewasa dan sempurna dalam perjalanan hidup panggilan ini. Semoga

0 komentar:

Posting Komentar

 
Minima 4 coloum Blogger Template by Beloon-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template