(Jumat, 20/04/12) Sambil
menikmati sarapan pkl 06.00 wib pagi itu, seorang frater menceriterakan
peristiwa aneh tentang informasi yang sejak minggu, (15/04/12) bertepatan
dengan minggu Kerahiman, tersiar di kalangan umat Katolik di kota Jogjakarta, Keuskupan
Semarang. Seolah Berita tentang Hosti Berdarah mencuri perhatian umat apakah benar
ada atau mungkin hanya halulinasi saja. Maka setelah mendengar berita tersebut,
Romo dan Para Frater penasaran dan mulai mengadakan investigasi kebenaran
berita tersebut.
Entah bagaimana ujung
ceritanya, Rm Yustinus Genohon, SVD juga bersama Fr William Sura, Bhk, Fr.
Jimmy, Cmm dan Fr. Robby, cmm bersepakat untuk meluncur ke Paroki St. Antonius
Kidoloji.
Dari Pringwulung kami
butuh 10 menit untuk sampai di Paroki St. Antonius. Dengan menggunakan sepeda motor. Saat masuk kami berharap akan
mendapatkan beberapa informasi tentang kejadian yang sebenarnya, terutama dari
umat yang pagi ini, silih berganti masuk Gereja berdoa secara pribadi. Maklumlah
kami yang datang agak kurang paham letak dimana “Hosti Berdarah” itu semayamkan,
apalagi kenal dengan romo parokinya. Beruntung sekali, kami bertemu dengan Fr.
Paskalis, Bhk. Beliau ini kenal baik dengan Romo yang ada di paroki St
Antonius, karena dia warga paroki setempat. Tidak lama kami harus menunggu di
samping gereja, sementara menunggu tamu romo selesai, kemudian kami dipersilahkan
masuk ke rg Tamu Pastoran. Pagi ini kami di terima baik oleh Rm. Nyoto, Pr
selaku pemegang kunci Kapela. Setelah kami berkenalan satu dengan lainnya, Romo
mengatakan bahwa peristiwa Hosti Berdarah pada hari minggu Kerahiman Allah itu
benar adanya. “ Saya yakin 90% bahwa itu peristiwa iman dan itu memang ada”
ungkapnya bersemangat. Romo mengatakan bahwa dari pihak Keuskupan meminta
kepada romo di paroki serta umat untuk tidak terlalu membesar-besarkan berita
tersebut. Perlu hati-hati untuk memberikan informasi atau berita kepada publik.
Menurut romo bahwa tim dari Keuskupan akan datang untuk meneliti serta membuka
Hosti tersebut, dan untuk sementara hosti yang disemayamkan di Kapel Pastoran
ditutup untuk umum. Yang berhak untuk membukanya sudah ditentukan oleh pihak
Keuskupan.
Lebih lanjut lagi,
menurut penuturan romo Nyoto, selaku pemegang kunci pintu Kapel, bahwa sejak
hari minggu aroma wangi Melati di Kapel sangat mencolok, “ Tadi pagi saat saya
membukanya, bersama romo dan umat untuk berdoa, dari ruangan itu terasa bau
wangi melati”, ungkap romo penyanyang anjing ini.
Romo mengatakan bahwa
sebenarnya ini tidak perlu digembar-gemborkan apalagi membuat pemberitaan sehingga
membuat heboh di mata umat. Ini adalah peristiwa iman kita. Untuk itu beliau
mengatakan bahwa sampai saat ini, keberadaan Hosti tersebut tertutup untuk
umum.
Penasaran dengan itu,
kami merasa mungkin kami yang datang ini tidak bisa melihat langsung dimana
Hosti Berdarah itu ditahtakan. “ Tetapi untuk kita, kalangan romo dan frater
silahkan kita ke sana” tambahnya. Wah syukur banget dech... kami langsung
sepakat menuju ke Kapel Pastoran, lalu Rm Nyoto membuka pintu Kapel. Memang
benar bahwa dari dalam kapel itu aroma wangi melati, seperti kemenyan langsung
menyengat, bercampur dengan sejuknya ruang itu. Kami masuk dan langsung sembah
sujud serta berdoa masing-masing dalam hati. Hosti itu di letakkan di belakang
altar kecil tepat di atas tabernakel kecil, di depan salib Yesus, sementara
kiri kanan di letakkan patung Maria dan Hati kudus Yesus. Lalu di bagian kiri
kapel diletakkan lukisan Yesus dimana terdapat tulisan “ Jesus, Aku berharap
PadaMu” dan dalam bahasa Latinnya “ Jezu, Ufam Tobie!”
Setelah berdoa rasanya
kurang pas bila tidak ada foto sebagai bukti bahwa kami sudah masuk dan berdoa
serta bertemu langsung dengan “Sang Hosti Berdarah” ini. Maka dengan sedikit
memberanikan diri, saya bertanya kepada Rm. Nyoto kemungkinan bisa untuk
memotret dalam kapel. Dan syukur dech... romo mengatakan oh silahkan frater.
Lalu saya bergegas mengambil kamera untuk maksud terbut.
Kameraku
Macet.
Meskipun udah dapat
restu dari Rm untuk mengambil gambar, ada yang tidak beres ketika lensa
kameraku ini, kusorot ke bagian Piksis yang dibalut kain Purificatorum itu.
Beberapa kali saya mensetting kameraku, saat menekan tombol shooter, kamera
tidak ada respon. Berkali-kali kutekan pun tidak berhasil. Lalu kemudian fr.
William, fr Paskhalis dan Rm Yustin berdiri dekat Hosti yang dibungkus
tersebut, beberapa kali menekan tombol shooter juga tidak mau berfungsi. Lalu
Romo Nyoto memintaku untuk bergabung di depan dan beliau yang memotret,
akhirnya jadi. Wah ada apa ini sepertinya kamera gak diperkanankan mengabadikan
kami yang penuh dengan dosa ini.
Setelah kami merasa
cukup mendapat informasi dan juga melihat langsung pada fakta yang ada, kami
langsung pamitan dengan romo. Harapan kami bahwa peristiwa iman ini adalah milik
setiap umat manusia. Yang mau percaya atau tidak itu adalah bagian dari hidup
kita. Artikel ini hanyalah sebuah pengamatan langsung bahwa kami sudah melihat
kebenaran dari pemberitaan yang sedang diberitakan di media massa. Karena ini
peristiwa imani, maka kita hanya bisa bersyukur bahwa Tuhan hadir dalam setiap
Ekaristi, Tuhan mau menyapa dan mengeyangkan kita meski pun hanya lewat hosti
kecil sebagai santapan rohani. (Froby)
0 komentar:
Posting Komentar